TORAJA UTARA - Setelah menoreh juara 3 Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2021 di desa Nonongan kategori Konten Kreatif, tahun ini kembali kabupaten Toraja Utara mengikutkan 8 desa untuk penilaian Anugrah Desa Wisata Indonesia tahun 2023, Selasa (21/3/2023).
Dari 8 desa tersebut setelah melalui penilaian, ada 5 desa yang lolos ke 500 besar yang kemudian melalui penilaian lagi sehingga ada 4 desa yang lolos masuk ke posisi 300 besar yang akan mengikuti penilaian selanjutnya menuju posisi 75 besar desa wisata indonesia.
Berdasarkan hasil pengumuman yang di umumkan melalui akun IG Kemenparekraf, Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menjelaskan bahwa dari 300 desa yang lolos tersebut selanjutnya akan di nilai masuk ke 75 besar Desa Wisata Indonesia tahun 2023.
Dari pengumuman tersebut tertulis jika untuk kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatan, ada 4 desa yang lolos ke 300 besar yang selanjutnya akan mengikuti tahap penilaian ke 75 besar.
Adapun 4 desa tersebut yaitu, desa Sangbua di kecamatan kesu, desa Landorunsun di kecamatan Sesean Suloara, desa Desa Lolai di kecamatan Kapalapitu dan desa Panta'nakan Lolo di kecamatan Kesu.
Menyikapi hal ini selaku Ketua MASATA (Masyarakat Sadar Wisata)Toraja Utara, melalui pesan Whatsappnya pada hari Senin (20/3/2023) Damayanti Batti mengatakan bahwa semoga keberhasilan di tahun 2021 bisa diraih kembali.
Baca juga:
Weekend Ber-Commuter Line Ria
|
"Semoga keberhasilan kita di tahun 2021 bisa diraih kembali namun itu dari posisi 300 besar desa wisata indonesia ini masih akan melalui penilaian menuju 75 besar, " ungkap Damayanti Batti.
Damayanti, juga menjelaskan jika syarat syarat penilaian untuk mengikuti anugrah Desa Wisata Indonesia itu antara lain, bahwa di desa tersebut harus ada home stay, toilet yang bersih, digital, CHSE, Atraksi, dan Ekonomi Kreatif seperti kerajinan.
Dan dari 4 desa yang lolos ke 300 besar tersebut kata Damayanti Batti, sudah memiliki dan memenuhi semua syarat tersebut.
Untuk itu Damayanti sebagai Ketua MASATA Toraja Utara juga menyampaikan bahwa syarat ini perlu dibenahi sehingga nantinya jika lolos ke 75 besar, maka 4 desa tersebut akan siap dikunjungi oleh tim penilai.
"Ini dibutuhkan kerjasama semua pihak, antara lain dinas pariwisata, pengurus desa wisata itu sendiri, organisasi penggerak pariwisata seperti PHRI, PMO, , ASITA, HPI dan MASATA serta peran insan media yang aktif publikasi desa tersebut, " jelas Damayanti.
Selain itu, kolaborasi pihak juga dibutuhkan dalam hal ini akademisi dan dari perusahaan yang bisa memberikan CSR bantuan ke desa wisata ini.
(Widian)